Minggu, 27 September 2015

Bet,

Pulang dari Bandung, capek ngantuk tapi ada semangatnya. Sebelum berangkat kerja malam ini tetiba aku ingin segera menulis di sini. Entah kenapa 3 hari ke belakang aku merasa benar-benar menjadi manusia. Padahal cuma karena banyak omong dan banyak ketawa, untung ada partnernya.

Makasih rumah di Bandung, nyesel karena pernah ninggalin kamu. Sekarang mau balik juga udah terlalu telat. Gak semuanya bisa bilang "gak ada kata terlambat" nyatanya aku terlalu terlambat hehe. Nyaman ya rasanya gak kaya dulu, gak tau kenapa. Aku kangen pulang ke sana.

Sekret yang terlalu banyak barang tapi enak. Sekret yang terlalu berantakan tapi nyaman. Kasur yang tak terbungkus rapi oleh seprei yang manis tapi diganti kain sarung dan gordyn tak terpakai haha. Sleeping bag dan selimut yang berserakan. Iya itu rumahku, rumah dari 300 lebih anggotanya.

Obrolan hangat dan terasa semakin hangat dengan hadirnya api unggun yang sering dinyalakan sepanjang malam hingga pagi menjelang. Aku kadang gak tahan dengan asapnya yang membuat mataku pedih tapi omongan dan tawa keras-keras yang membuatku sok berani melawan asap haha, Mendengar obrolan orang lain memang terlalu menyenangkan walaupun kadang tak terlalu paham dengan topik pembicaraannya. Terlebih mendengar tawa orang lain hahahaha aku suka ngakak dan melihat orang lain tertawa ngakak. Menyenangkan setidaknya nama Happy yang aku punya berguna sedikit.

Hey anak manis ternyata kamu suka menulis? Sayang aku telat taunya. Sayang aku telat lagi.

Hey anak sebrang pulau kamu keren, kenapa ya? Aku taunya kamu jago manjat. Udah itu aja. Tapi sayang kehebatanmu yang lain aku telat lagi taunya. Terus jadi hebat ya wahai dude pengubah haluan dan soloist.

Oh iya makasih aku dapet semangat dan dapat kekuatan dari 3 hari kepulangan aku ke rumah kemarin. Padahal gak ada ngobrol-ngobrolnya ya. Iya aku udah cukup lihat kamu dengan kedekilan kamu dan gaya bicaramu. Tetaplah menjadi anak laki-laki menyenangkan, dan membuat aku terus ingin melihatmu.

"KABUR BUKAN PILIHAN" qoute yang tertancap terlalu dalam di hidupku. Persisnya tulisan ini ada di pintu rumahku. Entah hasil pemikiran siapa dan tulisan tangan siapa itu. Di tulis besar-besar dengan huruf besar semua dan warna kuring terang. Yap terima kasih ini dalam maknanya dan layak dijadikan pedoman.

Walaupun aku kabur dari rumahku sendiri semoga itu usaha pelarian terakhir yang aku lakuin.

Makasih Bet,
sampai jumpa