Jumat, 22 Januari 2016

Jakarta Hari Ini #1

Hola salam bangun siang hehe. Sebenarnya apa sih yang salah dengan (kebiasaan) bangun siang? Aku sebagai pelaku ya mengaggap gak ada yang salah sih tapi beda halnya dengan (kebanyakan) orang tua haha. Ditambah lagi dengan ungkapan "bangun siang nanti rezekinya dipatok ayam" dan sementara aku kerjanya dimalam hari otomatis ya rezekiku kan ada dimalam hari. Ya mau pagi atau malam rezekiku tetap sama-sama dari Allah sih hehe. Alhamdulillah.

Ampuni aku ya ibuku dan bapakku aku selalu gak bisa ditawar-tawar masalah bangun siang. Bolehlah mumpung masih lajang haha, bukan itu sih alasan terbesarnya. Coba ya dipikirin nih empat dari tujuh hari aku gak pernah ngerasain namanya tidur di malam sampai pagi hari, belum lagi kalau di tiga hari sisanya jurus andalan begadangku gak ilang-ilang. Satu minggu full aku gak bisa hidup normal.

Hari ini aku mau ke Thamrin City (thamcit) yang tiba-tiba jadi tempat favorit buat belanja baju cewek dan segala macamnya. Hari ini ngurusin baju seragam untuk kondangan ke nikahannya Devi ya itung-itung latihan buat acaraku nanti haha. Seneng aja sih ngoordinir macem begini buat temen-temenku, selain lagi jadi pengangguran dan gak bisa diem di rumah aku selalu merindukan Jakarta.

Jakarta emang keras banget dan kayaknya gak semua orang tahan hidup di kota keras ini. Untung aku anaknya lebih keras dari Jakarta, aku nagih. Aku selalu ingin dan ingin "main" di Jakarta.

Jam satu siang baru berangkat dari rumah padahal janjian jam 11 siang sama si ibu yang punya toko hehe. Tanpa tahu trayek dari rumah ke thamcit akhirnya nyobain naik commuter line. Naik dari stasiun Bekasi menuju stasiun Tanah Abang (transit dulu sebelumnya di Manggarai). Kemudian dari stasiun Tanah Abang aku gak tau lagi harus naik apa haha. Akhirnya order ojek di aplikasi "grabike" dan bereslah semua urusan, aku sampai di thamcit dengan waktu singkat, selamat, dan dengan driver yang minta dikasih rate 5 bintang haha.

Baydeway siapapun penggagas aplikasi ojek online, aku sebagai pengguna jasa mengucapkan terima kasih yang "gede banget" walaupun hal ini membuat warga negaraku semakin semakin semakiiiiin manja haha. Tapi setidaknya kamu (penggagas aplikasi ojek online) sudah sangat sangat sangat sangat bermanfaat sebagai manusia haha.

Kelilingan nyari toko si ibu *maklum bukan pengingat rute yang baik anaknya hehe. Akhirnya ketemu dan ngambil 8 baju pesenan temen-temenku. Maaf ibu Mimi aku gak bisa lama-lama dan harus berlomba dengan waktu karena teman-temanku udah berisik minta dikirim segera bajunya ke alamat masing-masing.

Hari ini Jakarta mendung, entah sedang malas atau sedang malu-malu mataharinya, aku gak tau juga. Dari thamcit aku memilih jalan kaki untuk nyegat bis patas arah Bekasi Timur. Lewati jalan antara Grand Indonesia (GI) dan Plaza Indonesia (PI) nembus ke bundaran Hotel Indonesia (HI), kemudian nyebrang lewat jembatan penyebrangan. Dari atas jembatan ini beberapa kali aku lihat WNA atau sering kita sebut bule, mengabadikan "wow"nya bundaran HI lewat lensa kameranya. Aku ikutan berhenti sebentar dan ngebatin "oh ini Jakarta" hahaha. Halo kota perjuanganku.

Berjalan kaki ke arah berlawanan dengan maksud hati nyegat bis lebih dulu dari pada orang-orang yang hanya diam menunggu bis di ujung sana. Sambil menikmati berisiknya proyek MRTnya pak Ahok yang sedang berjalan, melihat crane yang bolak-balik ngangkat sesuatu yang entah apa itu namanya hehe. Aku masih asik berjalan, lewat Wisma Kosgoro yang terbakar beberapa waktu lalu. Belum ada bis juga, oh iya jalanku sore ini sambil ditemani nescafe black coffee.

Pas dengan habisnya kopi di tanganku datanglah bis yang aku idam hehe. Duduk di dua kursi bersebelahan dengan ibu-ibu. Sambi menikmati rayapan ribuan mobil di luar sana, di belakang sana ada dua pengamen yang asik dengan gitar dan gendangnya. Makasih abang-abang aku terhibur. Karena macet dan bingung mau apa akhirnya sambil baca "Drunken Marmut"nya Pidi Baiq dan segera tamat sebelum sampai rumah! haha. Aku bingung mau ngapain lagi.

Oh iya tadi saat pak kondektur mintain ongkos perjalanan, ibu disampingku cuma ngasih 7000 rupiah padahal seharusnya ongkosnya itu 10.000 rupiah. Si bapak kondektur pun menagihnya lagi.

K (kondektur), IS (ibu sampingku)
K : "ongkosnya sepuluh"
IS : "teu aya deui"
K : "lah terus gimana?"
IS : "turunnya di Jati Bening da"

Akhirnya sampailah di Jati Bening, aku sedikit menggeser posisi dudukku untuk mempersilahkan si ibu untuk lewat. Eh tapi si ibu anteng-anteng aja tuh. Sampai akhirnya si bis masuk tol lagi dan si ibu masih anteng. Bahkan sampai aku turun di Bulak Kapal si ibu masih anteng aja di posisinya hahaha.

Ya begitulah Jakarta lengkap sudah hidupku hari ini. Ramai, menghibur, lucu, dan ajaib. Sekian cerita Jakarta hari ini :)

NB : itu pakai bahasa Sunda maksudnya bukan rasis ya gaes, memang kejadiannya seperti itu. Tadi si ibu ngomongnya sesuai dengan tulisanku. Babay sampai jumpa di cerita Jakarta seri lainnya :)